Manado, Corong Masyarakat.com ━ Drama keracunan yang sempat berhembus ternyata hanya sekadar kabut tipis di pagi hari, yang segera lenyap oleh sinar fakta. Dari 615 paket MBG yang dibagikan, hanya dua siswa singgah sebentar di ruang UKS—tak lebih dari 15 menit, tanpa tanda merah di kulit, tanpa mual, tanpa sesak nafas. Mereka keluar dengan wajah lega, kembali ke kelas, lalu pulang seperti biasa. Besoknya, kedua siswa itu bahkan hadir kembali di sekolah, menyantap MBG tanpa ragu, seolah menegaskan bahwa rumor hanyalah ilusi, dan kenyataan adalah panggung tempat kebenaran tampil tanpa topeng.
Pada akhirnya, kisah ini mengajarkan bahwa gosip sering kali berlari lebih cepat daripada kebenaran. Namun, kebenaran tidak pernah lelah mengejar, dan pada waktunya ia selalu tiba—lebih kokoh, lebih terang, lebih meyakinkan. Apa yang semula digadang sebagai “keracunan” ternyata hanyalah desas-desus yang tak berakar. SMK Negeri 1 Manado pun menutup pintu pada isu itu, seraya membuka jendela bagi cahaya fakta: MBG tetap tersaji, siswa tetap sehat, dan sekolah tetap berdiri dengan keyakinan bahwa kebaikan tidak seharusnya ditenggelamkan oleh prasangka.
Seperti pepatah tua yang berulang kali terbukti: kebenaran mungkin berjalan lambat, namun langkahnya selalu pasti. Dan di halaman sekolah ini, kebenaran itu telah memilih tempatnya—berdiri gagah di antara tawa siswa, aroma makanan bergizi, dan keyakinan bahwa hidup sehat adalah bagian dari pendidikan yang tak boleh diguncang rumor.
[ Om Lole ]